MOLA HIDATIDOSA
1. Definisi
Mola
hidatidosa merupakan kehamilan yang secara genetik tidak normal, yang muncul
dalam bentuk kelainan perkembangan plasenta. Vili plasenta menjadi massa berupa
vesikel yang berasal dari jaringan tipis pedikula, yang menggantung berkelompok
, menyerupai rangkaian anggur.
Mola
hidatidosa adalah suatu kehamilan dimana hasil konsepsi tidak berkembang
menjaddi embrio, tetapi terjadi proliferasi dari vili koriales disertai dengan
degenerasi hidropik.
Gejala
awal tidak beda dengan kehamilan biasa, yaitu mual, muntah, pusing, dan
lain-lain, hanya saja derajat keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya
perkembangan lebih pesat sehinggan pada umumnya besar uterus lebih besar dari
usia kehamilan. Tanda pasti kehamilan seperti ballotement dan denyut jantung
janin tidak ditemukan.
Perdarahan
merupakan gejala utama, oleh karena itu umumnya penderita mengalami anemia. USG
sangat membantu dalam diagnosis
Kehamilan
mola hidatidosa biasanya dianggap sebagai tumor jinak, tetapi berpotensi
menjadi ganas. Kondisi ini seringkali berkembang menjadi tumor yang sangat
ganas, yang dikenal dengan sebutan kariokarsinoma.
Frekuensi
mola umumnya pada wanita di Asia lebih tinggi
( 1 : 200 kehamilan ) daripada
wanita di negara bagian barat ( 1: 2000 kehamilan )
2.
Tanda
dan Gejala
·
Mual dan muntah yang menetap seringkali
menjadi parah
·
Perdarahan uterus yang terlihat pada
minggu ke-12 ; bercak darah atau perdarahan hebat mungkin terjadi , tetapi
biasanya hanya berupa rabas bercampur darah , cenderung berwarna merah daripada
coklat , yang terjadi secara intermitten atau terus-menerus.
·
Ukuran uterus besar – untuk – usia-
kehamilan ( terjadi kurang lebih pada sepertiga kasus )
·
Sesak napas
·
Ovarium biasanya nyeri tekan dan
membesar
·
Tidak ada denyut jantung
·
Tidak ada aktivitas janin
·
Pada palpasi tidak ditemukan
bagian-bagian janin
·
Kadar
hCG lebih tinggi daripada kehamilan biasa
3.
Penanganan
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan
mola adalah evakuasi dan evaluasi.
1) Setelah
diagnosis ditegakan, harus segera dilakukan vakum kuret.
2) Pemeriksaan
tindak lanjut setelah kuretase perlu dilakukan mengingat adanya keungkinan
keganasan setelah molahidatidosa. Kadar HCG dipantau hingga minimal 1 tahun
pasca-kuretase. Kadar yang menetap atau meninggi setelah 8 minggu
pasca-kuretase menunjukan masih terdapat trofoblas aktif.
3) Penundaan
kehamilan sampai 6 bulan setelah kadar bheta hCG normal.
4) Mola
hidatidosa dengan resiko tinggi harus diberikan kemoterapi.
·
Histerektomi , yakni pengangkatan rahim.
Terapi ini dianjurkan bagi pasien yang berusia lanjut dan tidak ingin memiliki
anak lagi
·
Sunction
curretage disertai pemberian infus oksitosin intravena.
Terapi ini dianjurkan untuk wanita yang masih ingin memiliki anak.
0 komentar:
Posting Komentar