MANAJEMEN KALA I
PERSALINAN
Manajemen kebidanan adalah metode
dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan
oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan
masyarakat. Kala I dimulai dari pembukaan serviks 1cm sampai dengan 10cm atau
pembukaan lengkap. Berikut ini langkah melakukan penilaian awal pada ibu
bersalin :
I.
Identifikasi Masalah
Asuhan sayang ibu yang baik dan aman selama persalinan
memerlukan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara seksama. Pertama sapa ibu dan
beritahu apa yang akan anda lakukan. Jelaskan pada ibu tujuan anamnesa dan
pemeriksaan fisik. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu. Selama
anamnesa dan pemeriksaan fisik, perhatikan tanda-tanda penyulit atau kegawatdaruratan
dan segera lakukan tindakan yang sesuai bila diperlukan untuk memastikan
persalinan yang aman. Catat semua temuan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara
seksama dan lengkap. Kemudian jelaskan hasil pemeriksaan dan kesimpulan pada
ibu dan keluarga.
Pengkajian
Awal
Apabila
seseorang ibu akan melahirkan, pengkajian awal perlu dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah dan menentukan apakah persalinan sudah pada waktunya,
serta apakah kondisi ibu dan bayinya normal.
1. Mengkaji riwayat kesehatan
a. Biodata atau identitas pasien
(nama,umur,alamat,pekerjaan,agama,pekerjaan,status perkawinan)
b.
Keluhan utama ibu
(apa yang ibu rasakan, sejak kapan
timbulnya keluhan, ceritakan urutan kejadian, tindakan apa yang sudah
dilakukan)
c. Riwayat menstruasi
(umur menarche, siklus, lamanya, banyaknya darah, dan adanya
disminorea)
d. HPHT (hari pertama haid terakhir)
e. Kapan bayi akan lahir (taksiran
persalinan)
f. Apakah ibu pernah melakukan ANC
2. Mengkaji riwayat kehamilan
a. Jumlah kehamilan dan kelahiran
(G,P,A,H)
b. Riwayat persalinan yang lalu
(jarak antara dua persalinan, tempat melahirkan, cara
melahirkan, masalah pada persalinan yang lalu)
c. Riwayat kelahiran bayi
(berat badan,panjang badan,jenis kelamin,kelainan,
hidup/mati)
d. Riwayat KB
Jenis kontrasepsi yang dipakai, lama penggunaan, alasan
penghentian KB
3. Riwayat Ginekology
(Penyakit kelamin, infertile, tumor,
kanker)
4. Riwayat medis
a. Riwayat medis saat ini (sakit kepala
hebat atau nyeri epigastrium,mata berkunang-kunang)
b. Riwayat medis lainnya
(jantung,paru-paru,pernapasan,perkemihan)
Setelah anamnese lengkap, lakukan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu
Setelah anamnese lengkap, lakukan
pemeriksaan fisik
§
Tekanan
darah, nadi dan suhu tubuh
§
Edema/pembengkakan
pada muka, jari, tangan, kaki dan pre tibia tungkai bawah
§
Warna
pucat pada mulut dan conjuctiva
§
Refleks-refleks
§
Abdomen
Pemeriksaan abdomen digunakan untuk :
-
Menentukan
tinggi fundus uteri
-
Mennetukan
kontraksi uterus
-
Memantau
denyut jantung janin
-
Menentukan
penurunan kepala janin
Penurunan
bagian terbawah dengan metode lima jari (perlimaan) :
ü
5/5
jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simpisis pubis
ü
4/5
jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki PAP
ü
3/5
jika sebagian (2/5) bagian janin telah memasuki rongga panggul
ü
2/5
jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada diatas simfisis dan
(3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul 9tidak dapat
digerakkan)
ü
1/5
jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin yang berada
diatas simpisis dan 4/5 bagian telah masuk ke dalam rongga panggul
ü
0/5
jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar dan
seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam rongga panggul
§
Genital
luar : Luka, cairan, lendir darah, perdarahan, cairan ketuban
§
Genital
dalam : penipisan serviks, dilatasi, penurunan kepala janin, membaran/selaput
ketuban.
à Bidan mungkin
tidak mempunyai waktu untuk mengambil riwayat dan pemeriksaan fisik ibu pada
saat menjelang persalinan atau sudah hampir melahirkan. Sangatlah penting
keseluruhan bagi bidan bertindak fleksibel pada bagian proses ini dan
menyesuiakan bagaimana mengumpulkan informasi mengenai keadaan fisik dan emosi
ibu
Pemeriksaan Janin
1)
Denyut Jantung Janin(DJJ)
-
Diukur dengan menggunakan dopler atau dengan menggunakan alat
kardiotokograf
-
Frekuensi Djj normal adalah 120-160 kali per menit
-
DJJ dinilai dan dicatat
setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Kisaran normal
DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka 180 dan 100. tetapi
penolong harus sudah waspada bila DJJ dibawah 120 atau diatas 160. Lakukan
tindakan segera jika DJJ melampaui kisaran normal.
2) Warna dan adanya air ketuban
Nilai ketuban
setiap kali dlakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika
selaput ketuban pecah. Mekoneum dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan
adanya gawat janin. Jika terdapat mekoneum, pantau DJJ secara seksam dan untuk
mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada
tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau 180 kali per menit)
ibu segera rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai.Tetapi jika terdapat
mekoneum kental segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan
kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.
Jika selaput
ketuban pecah :
- Warna
cairan
- Kepekatan
cairan
- Jumlah
dan banyaknya cairan
- Apakah tali pusat keluar/terjepit di jalan lahir
- Nilai kondisi janin
3)
Molase (penyusupan tulang kepala janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa
jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu.
Tulang kepala yang saling meyusup atau tumpang tindih, menunjukkan kemungkinan
adanya disproporsi tulang panggul.(CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan
benar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat
dipisahkan.. apabila ada dugaan CPD, penting sekali untuk dapay tetap memantau
kondisi janin dan kemajuan persalian. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai
an rujuk ibu dengan tanda-tanda CPD ke fasilitas kesehatan yang memadai.
4) Gerakan
janin
Dapat ditanyakan
langsung pada ibu, untuk mengetahui kesejahteraan janin.
Pemeriksaan Laboratorium
-
Urin
: protein urine dan glukosa
- Darah
: Hemoglobin, hematoktrit, golongan darah
II.
Menilai Data Membuat Diagnosa
Berdasarkan temuan – temuan dalam riwayat kesehatan, bidan
dapat mengambil keputusan ketika ibu dalam persalinan sesungguhnya dan pada
kala atau fase berapa ibu sekarang. Secara keseluruhan proses keputusan klinis
terdiri dari : pengumpulan data – diagnosa- penatalaksanaan – evaluasi
Ketika anamnese dan pemeriksaan
fisik telah lengkap
- Catat semua temuan secara teliti dan
lengkap
- Gunakan informasi yang terkumpul
untuk menentukan apakah ibu sudah dalam persalinan
- Tentukan ada tidaknya penyulit atau
masalah yang harus ditatatlaksana secara khusus
- Tentukan diagnosa buat rencana
berdasarkan informasi tersebut
- Jelaskan semua temuan, diagnosa dan
rencana penatalaksanaan pada ibu dan keluarganya sehingga mereka memahami
asuhan yang diberikan.
A.
Diagnosa untuk persalinan sesungguhnya
·
Persalinan patut dicurigai jika setelah 22 minggu usia
kehamilan, ibu sebentar-sebentar merasa nyeri abdomen bertalian dengan lendir
bercampur darah (show), agar dapat mendiagnosa persalinan, bidan harus
mengkonfirmasikan pembukaan serviks dan kontraksi yang cukup.
·
Perubahan serviks, persalinan dapat ditentukan jika serviks
secara progresif membuka > 3 cm dan menipis
·
Kontraksi yang cukup
Kontraksi dianggap cukup bila :
-
Kontraksi terjadi teratur, minimal 2 kali dalam 10 menit,
setiap kontraksi berlangsung minimal 40 detik
-
Uterus mengeras selama kontraksi, misalnya anda tidak dapat
menekuk uterus dengan menekan bagian tersebut menggunakan jari anda
-
Lendir darah dari vagina (show)
B.
Diagnosa kala dan fase persalinan
Gejala dan tanda
|
Kala
|
Fase
|
Serviks belum berdilatasi
|
Persalinan palsu / belum inpatu
|
|
Serviks berdilatasi kurang dari 4 cm
|
I
|
Laten
|
Serviks berdilatasi 4-9 cm :
Kecepatan pembukaan 1 cm / lebih perjam
Penurunan kepala dimulai
|
I
|
Aktif
|
Serviks membuka lengkap (10 cm)
Penurunan kepala berlanjut
Ada keinginan untuk meneran
|
II
|
Awal
(non ekspulsi)
|
Serviks membuka lengkap (10 cm)
Bagian terbawah telah mencapai dasar panggul
Ibu meneran
|
II
|
Akhir (Ekspulsif)
|
Kemajuan persalinan normal :
bila kemajuan persalinan sesuai dengan partograf
Persalinan bermasalah : bila
kemajuan persalinan tidak sesuai dengan partograf, melewati garis waspada
Kegawatdaruratan saat
pesalinan : seperti eklamsi, perdarahan, gawat janin
III.
Menilai Kemajuan Persalinan
Untuk
menilai kemajuan persalinan, kita dapat menggunakan partograf pada kolom dan
lajur kedua, yang berisikan pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah janin
dan kontraksi uterus pada kolom di bawahnya. Temuan-temuan pada kolom tersebut
dapat menunjukkan bahwa kala I mengalami :
Kemajuan persalinan, jika :
- Kontraksi uterus teratur yang
progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi
- Kecepatan pembukaan serviks paling
sedikit 1 cm perjam selama persalinan, fase aktif (dilatasi berlangsung atau
ada di sebelah kiri garis waspada)
- Serviks tampak dipenuhi bagian bawah
janin
Kemajuan yang kurang baik, jika :
- Kontraksi uterus yang tidak teratur
dan tidak sering setelah fase laten
- Kecepatan pembukaan serviks lebih
lambat dari 1 cm perjam selama persalinan, fase aktif (dilatasi serviks berada
disebelah kanan garis waspada)
- Serviks tidak dipenuhi oleh bagian
bawah janin
Kemajuan
yang kurang dapat menyebabkan persalinan lama.Selain menilai kemajuan
persalinan partograf juga dapat digunakan untuk menilai :
Kemajuan
pada kondisi janin
-
Jika DJJ tidak normal
(< 100 atau > 180/menit, curiga adanya gawat janin)
-
Posisi atau
presentasi selain oksiput anterior dengan vertek fleksi sempurna digolongkan ke
dalam malposisi dan malpresentasi
-
Jika didapat kemajuan
yang kurang baik atau adanya persalinan lama, tangani penyebab tersebut
Kemajuan pada kondisi Ibu, lakukan
penilaian tanda-tanda kegawatan pada ibu :
-
Jika denyut nadi ibu
meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan
hidrasi yang cukup melalui oral atai IV
-
Jika tekanan darah
menurun curigai adanya perdarahan
-
Jika terdapat acetone
di dalam urine, curigai masukan nutrisi yang kurang, segera berikan dekstrose
IV.
IV.
Membuat Rencana Asuhan
Selama
persalinan dan kelahiran, rencana seorang bidan harus meliputi asesment dan
intervensi agar dapat :
a) Memantau perubahan tubuh ibu untuk
menentukan jika persalinan dalam proses yang normal
b) Memeriksa perasaan ibu dan respon
fisik terhadap persalinan
c) Memeriksa bagaimana bayi merespon
persalinan dan kelahiran
d) Membantu ibu memahami apa yang
sedang terjadi sehingga ia berperan serta dalam menentukan asuhan
e) Membantu keluarga dalam merawat ibu
selama persalinan, kelahiran, dan asuhan pasca persalinan dini
f) Mengenali masalah secepatnya dan
mengambil tindakan yang sepatutnya dengan tepat waktu
g) Pemantauan terus-menerus kemajuan
persalinan dengan menggunakan partograf
h) Pemantauan terus-menerus tanda-tanda
vital pada ibu
i)
Pemantauan terus-menerus keadaan bayi
j)
Menganjurkan hidrasi
k) Menganjurkan perubahan posisi dan
ambulasi
l)
Menganjurkan tindakan yang menyamankan
m) Menganjurkan dukungan keluarga
Pada saat memberikan asuhan penolong harus waspada terhadap
masalah atau penyulit yang mungkin timbul. Ingat bahwa menunda memberikan
asuhan kegawatdaruratan akan meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu dan
BBL. Lakukan langkah dan tindakan yang sesuai untuk memastikan proses
persalinan yang aman bagi ibu dan kesalamatan bagi bayi yang dilahirkan
Indikasi-indikasi untuk melakukan
tindakan dan atau rujukan segera selama persalinan
Temuan-temuan anamnese dan atau pemeriksaan
|
Rencana untuk asuhan atau perawatan
|
Riwayat bedah sesar
|
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar
Dampingi ibu ke tempat rujukan,
berikan dukungan dan semangat
|
Perdarahan pervaginam selain dari lender bercampur darah
(show)
|
Jangan melakukan pemeriksaan dalam
Baringkan ibu ke sisi kiri
Pasang jarum ibfus ukuran 16 / 18
dan berikan RL atau NS
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar
Dampingi ibu ke tempat rujukan
|
Persalinan kurang bulan
(<37 mg)
|
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL
Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan
dukungan dan semangat
|
Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
|
Baringkan ibu ke sisi kiri
Dengarkan DJJ
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar
Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
bawa partus set, kateter penghisap lender de lee dan handuk/kain untuk
mengeringkan dan menyelimuti bayi kalau ibu melahirkan di jalan
|
Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan atau
ketuban telah pecah (>24 jam)
|
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric. Dampingi ibu ke tempat
rujukan, berikan dukungan dan semangat
|
Ketuban pecah bercampur dengan sedikit mekonium disertai
tanda-tanda gawat janin
|
Dengarkan DJJ, jika ada tanda-tanda gawat janin
laksanakan asuhan yang sesuai (lihat di bawah)
|
Tanda dan gejala belum inpartu
Tidak ada Pembukaan serviks dalam
waktu 1-2 jam
Kontraksi < 2 dalam 10 menit
berlangsung kurang dari 20 menit
|
Anjurkan ibu untuk makan dan minum
Anjurkan ibu untuk bergerak bebas
dan leluasa
Jika kontraksi berhenti dan /
tidak ada pembukaan serviks evaluasi DJJ, jika tidak ada tanda-tanda
kegawatan pada ibu dan janin, persilakan ibu untuk pulang dengan naseat :
- Menjaga
cukup makan dan minum
Datang untuk mendapatkan asuhan
jika peningkatan frekuensi dan lama kontraksi
|
Tanda dan gejala infeksi
-
Suhu > 38°c
-
Menggigil
-
Nyeri abdomen
-
Cairan keatuban yang berbau
|
Baringkan ibu ke sisi kiri
Pasang jarum infus ukuran 16/18
dan berikan RL atau NS dengan tetesan 125 ml/jam
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric
Dampingi ibu ke tempat rujukan,
berikan dukungan dan semangat
|
Presentasi majemuk (ganda) adanyan bagian janin seperti
lengan atau tangan, bersamaan dengan presentasi belakang kepala.
|
Baringkan ibu dengan lutut
menempel ke dada atau miring ke kiri. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL
Dampingi ibu ke tempat rujukan,
berikan dukungan dan semangat.
|
Tanda dan gejala persalinan dengan
fase laten memanjang
Pembukaan serviks < 4 cm
setelah 8 jam
Kontraksi teratur (lbh dari 2 dlm
10 mnt)
|
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL
Dampingi ibu ke tempat rujukan,
berikan dukungan dan semangat
|
Tanda dan gejala partus lama
Pembukaan serviks mengarah
kesebelah kanan garis waspada (partograf)
Kontraksi < dari 2 dalam 10
menit, berlangsung < 40 detik
Pembukaan < dari 1 cm perjam
|
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL
Dampingi ibu ke tempat rujukan,
berikan dukungan dan semangat
|
Talipusat menumbung
|
Gunakan sarung tangan DTT, letakkan 1 tangan
di vagina dan jauhkan kepala janin dari talipusat janin, gunakan tangan yang
lain pada abdomen untuk membantu menggeser bayi dan menolong bagian terbawa
janin untuk tidak menekan tali pusatnya (keluarga mungkin dapat membantu)
Minta ibu untuk mengambil posisi
cersujud dimana posisi bokong tinggi melebihi kepala ibu, hingga tiba ketempat
rujukan
2. Segera rujuk
ibu ke fasilitas yang mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric
dan BBL
3. Dampingi ibu
ke tempat rujukan, berikan dukungan dan semangat
|
Presentasi bukan belakang kepala (sungsang, lintang, dll)
|
Baringkan ibu ke sisi kiri
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar
Dampingi ibu ke tempat rujukan,
berikan dukungan dan semangat
|
Pimpinan dalam fase aktif dengan palpasi kepala janin
masih 5/5
|
Baringkan ibu ke sisi kiri
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar
Dampingi ibu ke tempat rujukan,
berikan dukungan dan semangat
|
Gawat janin (DJJ < 100 atau > 180 x/mnit pada
2 kali penilaian dengan jarak 5 menit)
|
1. Baringkan ibu ke sisi kiri
dan anjurkan untuk bernafas secara teratur
Pasang jarum infus ukuran 16 / 18
dan berikan RL atau NS dengan tetesan 125 ml/jam
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar
Dampingi ibu ke tempat rujukan,
berikan dukungan dan semangat
|
TFU 40 cm atau lebih (makrosomia,
kehamilan ganda, hidramnion)
|
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar
Dampingi ibu ke tempat rujukan,
berikan dukungan dan semangat
|
Preeklamsi berat (tensi > 160/110 mmhg, dan atau
terdapat protein dalam urin)
|
Baringkan ibu ke sisi kiri
Pasang jarum infus ukuran 16 / 18
dan berikan RL atau NS
Jika mungkin berikan dosis awal 4
g MgSO4 20% IV selama 20 menit
Suntikkan 1 g MgSO4 50 % (5 gr IM
pada bokong kiri dan kanan)
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL
Dampingi ibu ke tempat rujukan,
berikan dukungan dan semangat
|
Tanda dan gejala shock, nadi cepat, lemah (>110
x/menit)
- Tekanan darah
rendah < 90 mmhg, pucat, berkeringat atau kulit lembab, dingin, nafas cepat
> 30x/menit, cemas, bingung, tidak sadar, produksi urin sedikit (<30
ml/jam)
|
Baringkan ibu ke sisi kiri
Jika mungkin naikkan ke dua kaki
ibu untuk meningkatkan aliran darah ke jantung
Pasang jarum infus ukuran 16 / 18
dan berikan RL atau NS infuskan 1 liter dalam waktu 15-20 menit, jka mungkin
infuskan 2 liter dalam waktu 1 jam pertama, kemudian turunkan tetesan menjadi
125 ml/jam
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
mempunyai kemampuan untuk bedah bedah sesar
Dampingi ibu ke tempat rujukan,
berikan dukungan dan semangat
|
Anemia berat, ikterus, gemeli
|
Rujuk
|